Kue ultah tiga tingkat tema prozen atau prozen cake khas Lily Cake Shop Banjarmasin. Dipesan oleh dokter (dr) umum Agustina, untuk ultah buah hatinya, Syifa. Tks ya dok ordernya. Frozen sendiri memang sebuah film anak, tapi dalam film itu tersembunyi sebuah kisah mengenai bakat anak, bakat anak yang disembunyikan. Apa yang terjadi? Film Frozen banyak memikat anak dan orang tua buat menyaksikannya. Bukan hanya keindahan animasi dan musiknya, tapi juga jalan ceritanya. Akhir cerita film Frozen memang seperti film ala Disney yang selalu berakhir bahagia, tapi alur menuju penyelesaian memang agak berbeda dan menarik untuk diikuti. Judul Frozen sendiri menggambarkan kondisi puncak persoalan yang dihadapi dan diselesaikan para tokohnya. Alkisah di sebuah istana, dua orang putri, Elsa, sang kakak dan Anna hidup bahagia di sebuah istana. Selayaknya saudara, mereka senang bermain bersama. Elsa mempunyai sebuah kekuatan langka, bisa mengendalikan salju, yang membuat permainan mereka menjadi permainan yang seru dan menarik. Sebagaimana bakat pada anak-anak lain, kekuatan Elsa pada saat kecil adalah sebuah kegembiraan. Elsa bisa memainkan sesuka hatinya. Kegembiraan yang dalam film Frozen disimbolisasi oleh sosok Olaf, manusia salju yang selalu ceria. Tapi sekali kekuatan itu melukai adiknya, orang tua pun khawatir akan bahaya kekuatan yang dimiliki Elsa. Bakat dan Frozen Orang tua mereka kemudian mengisolasi Elsa dari dunia luar bahkan dari adiknya sendiri. Orang tuanya melarang Elsa mengekspresikan kekuatan itu dengan memintanya menggunakan sarung tangan. Dan berharap suatu saat nanti Elsa bisa mengelola kekuatan dengan sendirinya. Istana yang diisolasi dari dunia luar membuat Anna tidak punya teman bermain kecuali kakaknya. Sang adik sebagaimana biasa mengajak kakaknya untuk bermain bersama. Ajakan Anna digambarkan melalui lagu "Do you want to build snowman", sebuah lagu ceria sekaligus getir. Ajakan Anna untuk bermain ditolak oleh Elisa berkali-kali, bahkan bertahun-tahun kemudian tetap ditolak. Ditengah relasi adik kakak yang terasing itu, kedua orang tuanya meninggal pada sebuah badai di lautan. Orang-orang istana menjaga keadaan sebagaimana yang diperintahkan oleh raja dan ratu sebelum meninggal. Sampai suatu hari istana dibuka untuk masyarakat luas demi melaksanakan pengukuhan Elsa sebagai Ratu baru. Elsa yang sedari kecil sudah memandang kekuatannya sebagai kutukan begitu khawatir kekuatannya akan muncul sewaktu-waktu. Kejadian pertama ketika harus melepas sarung tangannya untuk memegang panji-panji kerajaan berhasil dilalui Elsa. Tapi ketika Anna terus menerus mendesak dan membuat kesal, Elsa pun lepas kendali hingga mengeluarkan kekuatannya. Kekuatan Elsa menjadi-jadi hingga menjadi bahan tontonan dan bahkan menimbulkan kemarahan orang-orang karena dianggap membahayakan. Elsa pun kemudian melarikan diri dari istana, menyeberani teluk, menembus hutan hingga mendaki gunung. Pada titik itulah, Elsa merasakan bebannya berkurang. Ia pun menyanyikan lagu Let It Go, sebuah lagu yang menyuarakan jeritan hati seorang anak. Lagu yang menyampaikan pesan, biarkan aku menjadi diriku sendiri. Elsa yang tidak pernah belajar mengelola kekuatannya seolah mendapat kebebasan. Ia menggunakan kekuatannya tanpa terkendali. Kekuatan tak terkendali itu dalam film Frozen disimbolisasikan sosok Marshmallow salju raksasa yang membenci dunia. Sampai pada puncaknya, kekuatan tak terkendali membuat inti salju melukai jantung Anna.
Anna dengan ditemani Kristoff dan Sven ke sana-kemari berusaha menyembuhkan diri sampai mendapat petunjuk bahwa yang bisa menyembuhkannya adalah sebuah tindakan cinta sejati. Tapi tidak ada satupun tindakan yang berhasil menyembuhkan kecuali pelukan hangat kakaknya, Elsa. Sang kakak pun akhirnya belajar bahwa cinta kasihlah yang bisa membuatnya mampu mengelola kekuatannya. Apakah ayah ibu sudah mendapat gambaran dari secuplik kisah Frozen tersebut? Apa dampaknya ketika bakat anak disembunyikan ? Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang tua yang mengeluhkan perilaku anaknya yang merepotkan. Ada ayah ibu yang mengeluhkan anaknya yang tidak bisa konsentrasi, tidak bisa diam, bergerak, berlari, kesana-kemari. Ada ayah ibu yang mengeluhkan anaknya belum bisa membaca dan menulis, tertinggal dari teman-temannya. Ada ayah ibu yang mengeluhkan anaknya suka bernyanyi tapi malas mempelajari hal lain. Ada ayah ibunya yang mengeluhkan anaknya yang suka menggambar, dimanapun termasuk di dinding rumah. Kebanyakan orang tua mengelola bakat anak seperti orang tua Elsa dan Anna dalam film Frozen: mengisolasi dan melarang anak mengekspresikan kekuatannya. Anak berkali-kali menerima berbagai larangan dari orang tua seperti dilarang lari, dilarang menggambar, dilarang menyanyi, dilarang bermain. Anak pun diisolasi dari dunia luar agar dunia tidak mengetahui kekuatan anak. Karena bila tahu, dunia bisa memandang anak-anak sebagai anak yang aneh. Don't let them in, don't let them see Be the good girl you always have to be Conceal, don't feel, don't let them know Well now they know Anak dituntut berlaku sebagai anak normal, seperti anak kebanyakan. Lihat bagaimana orang tua yang sibuk mendandani anaknya ketika akan pentas, begitu sempurna hingga sisi anak-anaknya pun sama sekali tak terlihat. Sebagaimana orang tua Elsa dalam film Frozen yang meminta Elsa mengenakan sarung tangan agar baik-baik saja. Padahal secara alami, setiap anak adalah anak istimewa. Tidak ada anak "normal", yang ada adalah anak istimewa yang "dinormalkan". Apa yang terjadi ketika anak "dinormalkan"? Apa yang terjadi ketika keistimewaan anak diabaikan? Apa yang terjadi ketika bakat anak disembunyikan? Lebih dari sekedar bakat anak tidak berkembang, ketika bakat anak disembunyikan, anak akan merasa tertekan. Hati kecilnya menjerit, hati kecilnya meminta kesempatan agar ia bisa menjadi dirinya sendiri. Bahkan disembunyikan pada batasan ekstrim, bakat anak justru bisa melahirkan ekspresi yang negatif dan tidak terkendali. Ada banyak anak yang merana karena diabaikan bakatnya oleh orang tua. Andai kita bisa mendengarkan suara hati anak, kita akan mendengarkan lagu Let It Go mengalun tanpa henti dari berbagai sudut... Let it go, let it go And I'll rise like the break of dawn Let it go, let it go That perfect girl is gone Here I stand in the light of day Let the storm rage on, The cold never bothered me anyway
( LILY CAKE SHOP BANJARMASIN, Komplek Graha Alam Manarap (GAM), Blok B, No 24, RT02, RW10, Desa Kertak Hanyar II, Kecamatan Kertak Hanyar, Banjarmasin, Provinsi Kalsel, Indonesia, masuk Jalan Manarap, Ada Alfa Mart belok kiri. .telp 0511-6140356, 0812-50733708, PIN BB: 28CDD149, Facebook: Lily CakeShop Banjarmasin, Blog:Lilycakeshopbanjarmasin.blogspot.com)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar